"Sayembara itu diikuti oleh 13 ribu peserta dengan jumlah voters sebanyak 150 ribu. Dari situ didapat nama Jakarta Eco Transport Monorail atau disingkat JET," ujar Banyu Biru, Direktur Eksekutif Ortuz Holding, saat penutupan pameran monorel di Monas, seperti dilansir beritajakarta.
Direktur PT Jakarta Monorail, Bonvanantoo mengatakan, saat ini proyek pembangunan monorel masih dalam tahap pra konstruksi dengan melakukan berbagai survei di lapangan dengan melibattkan 200 surveyor dari berbagai negara seperti, Jepang, Thailand, dan China. "Setelah survei selesai, diperkirakan Oktober bisa dimulai pengerjaan konstruksi fisik," kata Bovanantoo.
Dikatakan Bovanantoo, pengerjaan konstruksi fisik dimulai dari Kuningan untuk green line. "Saat ini baru ada 60 tiang dimana diantaranya juga masih harus diperbaiki lagi karena belum sempurna," katanya.
Pihaknya, lanjut Bovanantoo, telah menunjuk kontraktor asal China sebagai kontraktor pembangunan monorel di ibu kota. "Di Indonesia belum ada yang bisa membangun monorel. Jadi, kita tidak mau ambil risiko, kita tunjuk yang telah berpengalaman," katanya.
Kendati demikian, kata Bovanantoo, kontraktor asal China tersebut hanya akan menjadi leader contraction. Sebab, perusahaan dalam negeri maupun BUMN akan dijadikan mitra dalam pembangunannya. "BUMN dan perusahaan dalam negeri juga tetap akan dijadikan mitra," katanya.(republika)