Selesainya pesta demokrasi pemilihan gubernur dan wakil gubernur Riau periode 2013-2018, yang telah di laksanakan KPU Riau 4 september yang lalu, memberikan informasi yang tak jelas kepada rakyat Riau pada umumya, hal ini di karenakan tidak adanya sistem hitung cepat atau Quick Count yang bisa diketahui masyarakat sehari setelah pencoblosan, informasi yang simpang siur inilah membuat masyarakat menilai kerja KPU Riau tidak profesional. H. Rusli Effendi, anggota DPRD Riau menjelaskan, salah satu sistem dalam perhitungan cepat itu adalah Quick Count, dan memang Quick Count tidak bisa dijadikan sebuah keputusan mutlak, dengan adanya Quick Count setidaknya bisa memberikan informasi langsung kepada masyarakat Riau, walaupun keputusan finalnya hak dan wewenang KPU Riau. Namun H. Rusli Effendi menilai, kerja KPU belum maksimal dalam memberikan informasi kepada masyarakat Riau, dan hal ini sangat di sayangkan.
H. Rusli Effendi berharap kedepan kepada KPU Riau harus bijak memberikan informasi kepada masyarakat Riau, karena masyarakat telah memberikan hak demokrasinya secara baik kepada calon pemimpin harapan mereka.
Ditiadakannya Quick Count oleh KPU Riau dalam pelaksanaan pesta demokrasi, pemilihan gubernur dan wakil gubernur riau periode 2013-2014 yang telah di laksanakan 4 september yang lalu, tanpa disadari KPU Riau telah merusak sistem berdemokrasi di Indonesia khususnya di Riau, dalam menyebarluaskan informasi kepada rakyat Riau sehingga terjadi mis komunikasi antara KPU dengan rakyat Riau.
sumber :riautelevisi.com
